Monday, May 9, 2011

Keinginan daging VS Buah Roh

Galatia 5:16-26 “Menyalipkan Keinginan Daging”

Latar Belakang Surat Galatia:

Penulis surat Galatia adalah Paulus dengan tema besar dari surat ini adalah Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman. Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:11), Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan.

Dalam surat ini pula, Paulus menjelaskan akan hidup yang merdeka (Gal 5: 1-15) mengenai kemerdekaan yang diterima oleh jemaat karena Kristus telah memerdekaan umatNya. Dan dalam kemerdekaan itu, Paulus menjelaskan akan hidup yang merdeka dengan menyangkal keinginan daging (Gal 5:16-26).

Pada Galatia 5:16-26, Ayat-ayat ini dengan jelas memperlihatkan bagaimana kedua prinsip perbuatan, yaitu "daging" dan "Roh", berlawanan satu sama lain (Ayat 17). Hiduplah oleh Roh. Hanya dengan cara inilah orang-orang percaya dapat mengatasi kedagingan dan mencegah pemenuhan keinginan-keinginannya. Daging dan Roh adalah berlawanan, dan senantiasa perang. Jika seorang Kristen dikuasai oleh yang satu, dia tidak mungkin dikendalikan oleh yang lainnya jadi yang di kehendaki Allah adalah dengan hidup dalam Roh (ayat 16). Untuk mencapai kemenangan atas daging, orang harus membiarkan dirinya dipimpin oleh Roh. Dipimpin oleh Roh menunjukkan kemerdekaan dari hukum Taurat (Ayat 18). Keterikatan kepada hukum Taurat berarti menambah jumlah pelanggaran (Gal. 3:19) dan bukan menguranginya.

Pada ayat 19-21, menjelaskan macam-macam keinginan daging, antara lain: Perzinahan merupakan hubungan seksual dengan orang yang sudah menikah, percabulan dengan orang yang belum menikah. Kecemaran meliputi segala jenis penyimpangan seksual. Hawa nafsu menunjuk kepada segala bentuk dosa dari gaya hidup semacam ini. Selanjutnya dikemukakan dosa-dosa yang sifatnya religius. Penyembahan berhala ialah menyembah kepada berhala. Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi sihir sama dengan kata Inggris "pharmacy" dan pada dasarnya menunjuk kepada pembagian obat bius dan mantera-mantera sihir. Tetapi kemudian yang dimaksudkan adalah keseluruhan jasa seorang tukang sihir. Dosa yang lainnya yaitu mencakup dosa-dosa yang bersumber pada temperamen. Dosa ini membentang dari perseteruan yang merupakan sesuatu yang tersembunyi, hingga perselisihan, yang merupakan sesuatu yang operatif (dalam hal ini menunjuk kepada perbedaan pendapat karena mementingkan diri sendiri), dan percideraan serta roh pemecah atau semangat berkelompok yang salah, sampai pembunuhan, kemabukan dan pesta pora. Paulus menambahkan kata “dan sebagainya” mungkin karena masih banyak hal yang lain dan dapat pula di korelasikan dengan pelanggaran di zaman sekarang. Orang-orang yang melakukan hal-hal ini tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (21b).

Pada ayat 22-23, di sini segala sesuatu merupakan kontras dari yang sebelumnya: buah (tidak di buat dan tumbuh dengan sendirinya) dan bukan perbuatan; Roh dan bukan daging; serta sebuah daftar kebajikan yang semuanya menarik dan layak diinginkan sebagai ganti dari daftar mengerikan di atas. Paulus mendasari semua buah-buah Roh dengan sebuah dasar yang tepat yaitu Kasih dan semua pokok yang lain akan bergantung pada kasih. Jadi Kasih itu adalah hal yang penting (1 Yoh 4:8 “Allah adalah Kasih”), Sukacita dianugerahkan oleh Kristus kepada para pengikut-Nya (Yoh. 15:11) dan disampaikan dengan perantaraan Roh Kudus (I Tes. 1:6). Damai sejahtera adalah pemberian Kristus (Yoh. 14:27) dan mencakup ketenangan batin (Filipi 4:6 “jangan kuatir”) serta hubungan harmonis dengan orang lain. Kesabaran berkaitan dengan sikap seseorang terhadap orang lain dan mencakup ketidaksediaan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Harfiahnya adalah panjang sabar. Kemurahan, Ini adalah tindakan yang penuh kebaikan, khususnya kebajikan sosial. Kebaikan adalah ketulusan jiwa yang membenci kejahatan, motif dan perilaku yang baik. Kesetiaan, Kelemahlembutan didasarkan pada kerendahan hati dan menunjukkan sikap terhadap orang lain sesuai dengan penyangkalan diri. Penguasaan diri atau mengendalikan diri dengan dipimpin Roh. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Hukum ada untuk maksud mencegah, tetapi di dalam karya Roh tidak ada yang perlu dicegah.

Orang-orang yang benar-benar milik Kristus harus menjadi seperti Dia di dalam arti ikut ambil bagian di dalam salib-Nya. Mereka sudah menyalibkan daging (Ayat 24-26). Maka dari itu ketika seseorang sudah menyangkal keinginan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, maka mereka akan hidup dalam Roh dan dipimpin oleh Roh, sehingga orang tidak akan gila Hormat, atau mendengki. Jadi dasar semua itu adalah dengan menyalipkan keinginan daging dan hidup dalam Roh sehingga kemerdekaan dalam Kristus terwujud dalam hidup kita sebagai orang percaya. Amien.

1 comment: