Saturday, May 28, 2011

#3 Don’t Judge!


“Siapa sih yang pengen hidupnya di hakimi?”

Saya masih ingat ketika teman saya mengatakan seperti ini. Ya.. saat itu kebetulan (kayaknya ngak juga J) dia lagi di katain teman-temannya “pembuat onar”. Sebenarnya simple saja kok, dia pas saja ada di kejadian yang membuat dia dikatakan seperti itu. Walhasil, jadilah teman-temanhya menjuluki dia “pembuat onar”. Tau ngak sih, setelah kejadian itu dia langsung kepikiran dan sudah “mendarah daging” kalo dia itu si pembuat onar.

Jadi kalo dipikir-pikir kita musti hati-hati kalo mau mengatakan sesuatu yang “buruk” tentang seseorang, belum tentu kan orang itu emang seperti yang kita omongkan.

Kejadian serupa terjadi pagi ini, ketika saya berada dalam kelas. Waits…. Ini hari ke 3 saya mengajar di TK yang saya selalu ceritakan itu. Pagi ini jujur saja saya datang terlalu awal, alias KE-PAGI-AN. Bayangkan saja kelas dimulai pukul 7:15 menit sedangkan saya datang jam 6:15 menit. Hemmm… jadi satu jam saya nunggu. :)

Okay, sepanjang hari ini hanya satu yang membuat saya berfikir berkali-kali. Saya menemukan sesuatu yang baru dari anak yang di cap “NAKAL” oleh orang-orang. Okay… let’s say.. namanya Andre. Dia kayaknya masih umur 4 tahun, dan dia emang hipper active. Pernah sekali dia tiba-tiba lari ke depan kelas dan teriak sambil mutar-mutar kayak pesawat terbang. Saat itu sih saya langsung denger (dari salah satu assiten guru) kalo anak itu emang “Nakal” dan susah di atur. Saya jadi kepikiran hal itu beberapa saat. Otakku saya mulai bekerja mencari cara gimana agar anak ini bisa diam dan tenang.

Sekali lagi saya mengamati anak ini dengan tingkah polahnya. Ya. Mungkin emang bener sih dia dikatakan “nakal”, lha wong emang bener-bener ngak bisa diatur. Saya juga geram akhirnya, cuman pas saya beri tugas buat nulis. Kejadian aneh terjadi, pemikira saya mengenai anak ini berubah 1800, tiba-tiba saja dia mulai menulis dan diam. Kayaknya ada yang janggal ya? Cuman it’s really true, dia mulai menulis sama seperti yang saya ucapkan. Jujur saja saya jadi kaget,”hemmm anak ini ternyata bagus juga kalo diberi tugas.”

Setelah hari itu, saya menyadari bahwa setiap kemampuan anak itu berbeda-beda. Dan sekali lagi para Bapak, Ibu dan Saudara-saudara, jangan deh menghakimi kesalahan atau kekurangan orang lain, siapa tahu dia punya kelebihan yang lain. Dan hari ini, saya diingatkan anak itu bahwa kemampuan orang menerima sesuatu itu berbeda-beda, dan kita ngak bisa menghakimi jika salah satu antara kita tidak bisa menuruti atau sesuai dengan keinginan kita. Siapa tahu dia punya bakat yang lebih dari yang kalian tahu. Right? J

2 comments:

  1. Barangkali memang lebih baik memberi ruang kepada anak-anak itu untuk berkembang sesuai dengan kehendaknya, bukan keinginan kita, ya Pak.
    Salam kekerabatan.

    ReplyDelete
  2. Sejauh yang saya lihat, banyak teman2 guru yang selalu memakasakan kehendak terhadap anak. Kita cuman membantu mengarahkan aliran air yang mereka inggin lalui. Sukses!

    ReplyDelete