Sunday, April 26, 2009

+ / - NYA LCD



Jaman modern sudah bagitu diluar batas pemikiran kita sekarang, sudah banyak perubahan gaya hidup yang semakin instant. Dapat diakui bahwa sekarang ini, orang lebih suka yang instant mulai dari makanan, pendidikan, kekayaan sampai perikahan pun dapat dilakukan secara instant. Di Las Vega, USA, tempat yang terkenal dengan kota Gambling nya. Di salah satu chapel di sana melayani pernikahan drive through, hanya dalam beberapa menit orang bisa jadi suami istri, malahan ada yang menikah dengan aturan waktu, mau yang 1 hari atau yang 1 minggu. Sungguh dunia ini sudah berubah sedemikan rupa.

Satu minggu kemaren, saya dan beberapa teman mengikuti ibadah di salah satu gereja. Saya begtu terberkati dengan ibadah yang sangat khusuk sekali. Bangunan gerja yang besar dengan iringan musik yang benar-benar membuat masuk dalam penyembahan. Jemaat yang hadir pun lumayan banyak, sekitar 80 orang.

Sejenak tiba-tiba pikiranku melayang kearah LCD yang tepat ada di depan, LCD itu memperlihatkan tata cara ibadah dan semua jalannya ibadah, dari kidung pujian sampai ayat dalam Alkitab. Aku jujur saya bersyukur dengan adanya LCD itu, disamping aku tidak bawa Kidung Jemaat aku juga merasa nyaman karena tidak perlu membolak-balik kidung jemaat. Namun tiba-tiba pikiranku berubah, ketika masuk dalam firman Tuhan semua ayat terpampang di LCD dan itu sangar menolong. Tapi yang jadi persoalan adalah beberapa jemaat yang aku lihat sama sekali tidak membawa atau membuka Alkitabnya karena lebih suka membaca di layar depan.

Ada banyak hal memang kuntungan dan kerugian menggunakan LCD dalm ibadah, sebagai contoh yang menjadi ke kurangannya adalah:

1.orang akan lupa untuk membawa Kidung Jemaat atau Alkitab ke Gereja karena sudah ada LCD di dalam peribadatan.

2.Orang akan malas untuk membuka Alkitab karena sudah terpampang jelas.

3.akan benar-benar merugikan LAI sebagai penerbit Alkitab karena dalam peribadatan orang sudah di suguhi di layar LCD, tidak perlu Alkitab lagi.


Sedangkan yang menjadi keuntungan buat peribadatan adalah:

1.Memudahkan dalam beribadah.

2.memudahkan dalam menyampaikan informasi ke pada jemaat karena tidak hanya mendengar tapi juga membaca.

Mungkin hanya itu yang menjadi keuntungan dan kerugian ketika gereja menggunakan layar LCD. Tapi yang jelas, memang ada kurang lebihnya dalam menggunakan semua alat dalam ibadag, tergantung kita melihat dari sudut pandang yang mana.(FK)

Monday, April 13, 2009

Jangan Percaya kalo ngak percaya!.

(ngerumpi tentang Pendeta baru, …..so what?)

Aku baru sadar hari ini aku ada kejadian lucu dan aneh. Kejadian yang membuatku merubah sedikit sudut pandangku. Sudut pandang akan temanku yang satu ini.
Ceritanya bermula pagi tadi sekitar pukul 10 pagi.

Kling..kling…

Suara Hand phone ku berbunyi. Dan terlihat tulisan “you got a message”. Segara aku mengambil hand phone ku dan dan kutekan tombol open message.
Dan seketika layar di hand phone terlihat isi pesan itu.

Semalam pulang jam berapa dari acara selamat datang buat pak Pendeta baru?

Aku melihat nama pengirim pesan singkat ini, Mas Rezki. Aku berfikir sekilas saja bagai mana membalas pesan singkat itu.

Dan sejurus kemuduan jari ku mulai menekan tombol-tombol pada hand phone ku dan seketika di layar terangakai sebuah kalimat.

Jam setengah 10 an, soalnya bokap masih ngobrol sama pak Pendeta.

Selesai aku mengetik kilat itu, segera aku menekan tombol send dan seketika itu pula pesan ku terkirim.

Cukup lama tidak ada jawaban dari Mas Rezki dan aku memang tidak antusias untuk menunggu jawaban.

Kira-kira 30 menit berlalu, dan kudengar bunyi dari hand phone ku. Tepat balasan dari Mas Rezki. Segara kubuka pesan itu.

Cakep ngak pendeta barunya..cakepa mana sama yang lama?

Aku sontak kaget dengan isi pesan singkat itu. Aku sediki ragu kalo ini pesan dari temanku.
Jujur saja, selama aku kenal yang namanya Mas Rezki orangnya agak serius dan jarang sekali menanyakan pertanyaan konyol seperti ini.

Aku berfikir bagai mana harus menjawabnya. Lalu kuputusakan seperti ini.

Cakep yang baru donk.sekilas terlihat berwibawa, bahasa indonesianya bagus, lebih tenang dari yang lama kelihatanya. Tapi ngak tau kalo dah lama, apa masih berwibawa atau malah ambisius..hehhe.

Segera pesanku ku kirim.

Dan untuk beberapa waktu tidak ada jawaban.

“Apa dia marah?” pikirku karena takut dikira menghina.

Tapi…. Kling.kling...jawaban datang.
Segera kubuka pasan itu.

Ya…. Dilihat entar aja. Apa bisa bertahan di gereja itu…atu malah beroreientasi pada uang dan kekuasaan….hahah.

Aku segera membalas.

Ya… doain aja moga aja ngak nyampek ada perpecahan dalam gereja..

Pesan terkirim.
Dan jawaban datang…..

Ehh tapi bagus lho. Misalnya pecah kan tambah satu lagi gereja di Indonesia. Dan ada banyak lowongan buat pelayanan….hahahaha.

What….ngak salah nich. Pikirku pertama kali setelah membaca pesan singkat itu.
Dan sejerus kemudian ku balas.

Betul juga ya,…aku ngak kesuliatn ntar kalo cari tepat pelayanan enak…ya…tapi jangan sampek ada konflik dech…

Tombol kirim ku tekan dan pesan itu pun terkirim. Dan tidak berapa lama kudapat jawabannya.

Ehh enak ada konflik tho..ntar kita buat program rekonsiliasi sama konseling pendeta yang tingkat stress nya tinggi..hahaha

Wow… ini beneran dari temanku , pikirku semakin keras…dan akhirnya kubalas.

Dirimu juga bisa nge-lucu ya… ngak nyangka…hahah..

Kirim…

Jawaban dari Mas Rezki.

Kamu juga tidak kusangka bisa nge-lucu begini…

Setelah kubaca pesan itu kubacam kuputuskan tidak membalasnya. Dan kini otakku berfikir bahwa pekerjaan jadi Pendeta itu gampang susah. Gampang kalo semua jemaat mendukung, tapi susahnya kalo jemaat terpecah-pecah opininya. Bayangin aja aku pernah dengar seorang jemaat me,bicarakan kehidupan pendetanya dari gaya bahasa, potongan rambut, pelayanan jemaat, kotbah ampek masalah pakaian. –Wah hebat ya jadi pendeta, kayak artis lho.. semua di perhatikan- jadi selamat ya.. yang jadi pendeta..dan selamat jadi artisnya Jemaat yang anda layani…hahahaha…

Di Depan Perpustakaan.


(Markus 12:41-44)

Ada orang bilang, kita belajar bisa di mana saja yang penting bisa belajar. Ada pula yang bilang kalo belajar tidak mesti di dalam kelas mendengarkan pelajaran atau baca buku, namun belajar dapat pula dari pebincagan atau becandaan dari teman. Dan saat inilah yang sedang aku alami.

Saat itu aku sedang menunggu kelas perkuliahan berikutnya, dan seperti biasa ku guakan waktu seprti itu untuk baca buku atau ngobrl sama teman-teman. Tapi pada siang itu, aku pilih untuk duduk di depan perustakaan kampusku sambil menikmati suasana siang. Kulihat beberapa temanku sedang asik bercanda ria di ruang kelas, dalam hati pengen sekali ikut tapi aku urungkan niatku, karena lagi males bercanda ria.

Ku keluarkan buku ku dan mencoba membacanya, namun tidak berapa lama aku di kejutkan dengan sapaan dari belakang ku.

“Hey.. baca apa?” suara itu kudengar.

Seketika aku menoleh kebelakang dan menemukan sosok lelaki dewasa yang ku kenal dengan pangilan Eko (samaran ini). aku kenal beliau, dia adalah kakak tingkatku 2 tahun, dan sekarang tinggal menunggu wisuda saja.

“Hey.. Pak…ini buku bacaan biasa.”jawabku. “Sama siapa kesini?” tanyaku melanjutkan.

“Sendirian..mau cari dosen malah ngak dateng.” Jawabnya.

“Eh..gimana kuliahmu, lancar tho…?” lanjutnya.

“Lumayan lah pak…menikamati saja.” Jawabku. “trus Pak Eko gimana nich..rencana kedepannya?”

“aku sich..jujur saja aku baru menemukan panggilanku untuk masuk pelayanan gereja..ya.. bersyukur Tuhan memberi beban untuk hal itu.” Jawabnya.

“Wah.. sudah mantep berarti ya..” kataku.

“Aku pun baru menemukan panggilan ini, tapi masih nego sama Tuhan, kalo ada Gereja yang menawari aku duluan ya aku akan melayani di sana.” Jelasnya.

‘Emang sekarang sudah ada yang nawari?”

“belum tapi kelihatane sebentar lagi ada?” jawabnya.

“Memang sudah yakin pak..mau melayani gereja?” tanyaku penasaran.

Kalo sebagian teman-temanku di Tanya mau melayani gereja atau tidak mereka kebanyakan menjawab belum siap, -entah kapan siapnya, aku tidak tahu-. Aku sendiri juga seperti itu, ya.. kalo di bilang sich untuk saat ini aku lebih mengarah ke pelayanan social.

“Sebenarnya aku pun masih bergumul dalm hal ini, tapi 1 bulan kemaren aku diingatkan akan firman Tuhan.” Jelasnya melanjutkan.

“Hebat donk, ayat yang mana?” Tanya ku.

“Pernah dengar kisah seorang permpuan yang mempersembahkan 2 peser yaitu satu duit?” tanyanya.

“Pernah..” jawabku.

“Tahu apa yang janda itu rasakan setelah memberikan semua uangnya?,” dia berhenti sejenak,

“pasti ia akan berfikir bagaimana ia kan makan setelah ini, atau malah bagaimana ia akan hidu?” jelasnya padaku. “Tapi satu hal., mulia saat itu ia kan berjalan dengan iman, bahwa Allahnya akan mencukupkannya.”


“Iya..iya….” ucapku sambil berfikir.


“makanya kalo kita mau barjalan dengan iman, pasti Tuhan akan mencukupkan, walaupun semua harta kita di minta oleh Nya, Tuhan pasti buka jalan.” Jelasnya singkat.

Aku sendiri masih berfikir akan hal itu. Mencoba mnegahayati pelajaran yang baru saja kau pelajari.

Menarik memang dan itu sangat menguatkanku. Tapi sayang, perbincanganku harus berakhir karena dosen ku dan mulai mendekat ke arah kelas ku.