Sunday, December 13, 2009

TEOLOGY’S DIARY: MAAF SALAH PENAFSIRAN…..



Jangan salah persepsi dulu ketika baca sekilas judul diatas, saya juga lagi ngak percaya kalo saya bisa menggunakan bahasa yang sedikit teologis dalam judul. (meskipun saya belajar dalam dunia teologi). Tapi yang pastinya ini bukan masalah seberapa besar saya sudah belajar menafsirkan akan setiap ayat-ayat dalam Alkitab, atau bahkan buku-buku teologis yang (ehem*) bermutu. Saya tahu, kalo orang teologis pasti sering di todong ayat-ayat Alkitab dalam setiap suasana (Jadi kayak kamus berjalan gitu dech). Saya aja kadang angkat tangan kalo sudah di Tanya,

“eh..ayat tentang si Zakeus dimana?”
“Ayat soal Nuh..di dearah mana?..…..”
“ayat tentang ini…”
“Kalo ini…”
“Trus……..”
Huhf!!! Saya bisa melongos dan nyengir trus bilang “I think you asking in wrong place hehhehe”. Tapi ya wez, ngak apa-apa dah anggapan orang kalo orang yang sekolah teologi pasti hapual (Hafal) semua isi dari kitab Suci (kan bisa dikira orang pintar hehhe). Well..sekarang kembali ke topic utama ide ini, yang jelas ini bukan masalah penafsiran atau apalah soal Alkitab buku teologi, tapi ini soal ke-lucuan seorang teman kelas ku yang buat ketawa para malaikat Teolog kelasku.

Tepat pagi ini ada ujuan mata kuliah Teologi Perjanjian Lama, dan kalo dilihat sang dosen rada lumayan killer disamping karena gaya dandanannya juga karena sok wibawanya, maklum lah namaya juga PENDETA. (oops!..kayaknya ngak suka). Ya…kalo di fikir-fikir saya juga rada-rada ngak suka dengan dosen yang balagu kayak bapak ini. Dan wal hasil, persiapan dari semalampun dirasa kurang meyakinkan. Sampai pada akhirnya teman ku (pangil saja namanya Prendy, eh,,,Frendy maksudnya) punya ide konyol buat nyontek.

“Aku ntar nyontek lho..” katanya.
“Gimana caranya bukanya si dosen lumayan he’em geblek ya.” Kataku.
“Tenang aja liat aja ntar.” Jawabnya sambil ketawa bangga.
Dan kini, ujian semester dimulai, dan emang kulihat si Frendy tenang-tenang aja ngak bereaksi gugup ato grogi. Saya sendiri heran, emang gimana dia nanti bisa nyontek lha wong tempat duduknya aja dipisah-pisah begini.

Sampai pada akhirnya, saya melihat dia mulai beraksi tapi, (bentar..) Lho dia kok buka Hand Phone segala ada apa gerengan. Kulihat dia mulai menekan tiap tombol pada Hand phone miliknya (Ngak mungkin Hand Phone saya khan..). setelah ia selasai menekan tiap tombol di HP itu, dia tersenyum gaya. Terlihat dia sepertinya menunggu balasan dari pesan singkat yang ia kirim entah kemana tujuannya. Kulihat dia mulai tidak tenang karena kelamaan (emang kelamaan sich wong sudah 20 menitan menunggu). Sampai pada akhirnya, saya melihat seorang teman berdiri di depan pintu.

Gubrak…….

Teman yang ada di depan pintu bilang dengan lantang begini.

“Maaf pulsa ku habis jadi ngak bisa ngirim jawaban.”

Seketika saya langsung menoleh ke arah Frendy, yang sudah lemah lunglai karena ngak percaya, CONTEKAN GAGAL, pikirnya (mungkin).

Sedangkan saya hanya cekikian ketawa melihat tingakh Frendy yang sudah kelimputan cari contekan. Nah…pelajaran penting buat hal ini adalah, seberapa besar kita berjuang untuk “NYOLONG atau NYONTEK” pasti ada aja halangannya ngak semulus kalo belajar sendiri. So don’t try to NYONTEK….!

sumber gambar: http://academic.cuesta.edu/acasupp/as/images/boystudy.gif

Christmas Greeting


"Ucapan Selamat Natal dari satu anggkatan 2006 kampus tercinta" dan selamat Natal buat teman-teman Ya..."

Tuesday, December 1, 2009

Nah……Ada Dagelan Di atas Mimbar!!!!!


Dalam sebuah kethoprak (ini bukan sejenis makanan, tapi drama tradisi jawa) biasanya menampilkan sebuah cerita adat atau pewayangan. Memang dapat dipastikan kalo kethoprak akan menampilkan suatu suguhan hiburan yang mengisahkan sejarah atau malah cerita kolosal, dan yang paling penting adalah adanya seorang pelawak (Dagelan, dalam bahasa jawa). Saya mempercayai orang-orang akan sangat tertarik dengan adanya dagelan dalam panggung, dan memang tidak banyak orang yang akan melewatkan munculnya pemeran dagelan tersebut.

Saya melihat sekarang ini banyak sekali acara TV yang banyak menampilakan lelucon-lelucon yang membuat orang tertawa, hal ini mungkin saja karena kebutuhan hiburan yang dapat mengurangi tingkat stress. Dan dari situlah kemungkinan cara berkotba pendeta pun terkena dampaknya, yaitu Kotbah dengan sedikit lelucon.

Saya tidak menghakimi bagi pendeta yang suka atau malah emang menjadi daya tariknya dalam berkotbah dengan lelucon atau guyonan. Ada kejadian yang membuat saya menjadi berfikir keras mengenai tingkah polah seorang pendeta diatas mimbar yang mengumbar lelucon dalam berkotbah. Entah kenapa, saya mulai berfikir, kenapa musti ada lelucon dalam berkotbah?. Bukankan berkotbah itu menyampaikan firman Allah? Dan hal itu sangat sacral?, saya sempat tidak begitu suka dengan cara berkotbah seperti ini, saya merasa ke agungan firman Tuhan tidak ada lagi karena lelucon konyol yang di lontarkan pendeta. Namun yang menjadi pemikira saya lagi adalah Kenapa jemaat malah suka atau malah tergila-gila dengan pendeta yang jago dalam membuat lelucon?, well, yang jelas saya tidak iri dengan pendeta yang jago dalam membuat lelucon, karena saya bukan tipe orang yang suka becanda dalam hal berkotbah (kadang-kadang sich heheh). Dan ada hal yang aneh lagi, masak jemaat pernah bilang begini, “Oh..iya saya ingat pak pendeta A (ngak perlu say sebut namanya) karena leluconnya yang enak dan lucu.” Dan ada lagi “ udah cari pendeta yang bisa melucu aja di mimbar biar ngak bosa.” Sumpah, saya jadi terheran-heran dengan pendapat seperti ini. Yang menjadi pemikiran adalah, apakah firman Tuhan yang di sampaikan masuk dalam hati mereka atau malah leluconya?. (who knows…and I don’t really understood).

Well, yang jelas saya yakin bahwa pendeta melakukan hal itu dengan alasan, sapa tahu dengan lelucon mereka diterima, sapa tahu dengan lelucon jemaat memahami firman Tuhan, dan sapa tahu ….(what’s else?...). dan untuk yang terakhir, selamat ber-dagelan ¬ria para pendeta yang luar bisa. !!!!!!

Dunia kecil dalam Asrama !!!!


Ini adalah kisah anak-anak yang super aneh dalam lingkungan yang aneh pula..(hehehhe)…yang pastinya ini terjadi di suatu sore yang sedikit dingin karena habis hujan. Genangan air masih menghiasi tanah tepat di depan ruang asrama kampus ku, air hujan yang masih menempel di dahan-dahan kadang kala menetes, dan semilir angin sore kadang kala menyapu kulit ku yang duduk tepat di depan salah satu kamar milik teman. Suasana yang mangasikan seperti ini katanya lebih enak di nikmati dengna kopi, teh hangat dan pisang goreng (ini usul salah satu teman ku sich). Tapi sayang karena keterbatasan dana, jadinya kita nikmati sore ini dengan makan angin dan obrolan ngak jelas (hehehehe), yang pastinya beginilah dunia asrama kampus ku sore ini.

Anak-anak asrama yang notabennya adalah anak-anak yang berjuang untuk sekolah dan belajar, mereka adalah orang-orang yang berasal dari tempat-tempat yang berbeda, beda budaya, beda latar belakang dan pastinya beda orang tua (Heh.  masak satu orang tua???). biasanya sore-sore begini anak-anak asrama bermain bola voli, dan seperti yang mereka lakukan sekarang, main bola voli sehabis hujan dengan telanjang dada, (ini kebiasan aneh, masak dingin-dingin begini telanjang dada). Yang jelas kini mereka asyik dengan dunia mereka yang aneh, sedangan kan saya, hanya duduk dan ngobrol ngak jelas ma sebagian anak yang ngak jelas juga (hehehhe).

Teman-teman, yang namanya hidup kost atau di asrama adalah hidup tanpa orang tua, (bukannya mereka dah mati) mereka harus berjuang untuk memenuhi kebituhan hidup dengan dana yang sangat limited dari orang tua mereka. Dan kejadian menyetuh dan membuat terharu, baru aja terjadi di asrama ini, ceritanya begini:

Salah satu teman yang kebetulan atau emang kebiasaan ngak masak kelaparan dan butuh makanan. Ia (ngak perlu saya kasih tau namanya) lagi berdiam diri dalam kamar dan menunggu pertolongan dari Tuhan (bahasa Teologi nich..), ya mungkin dengan merenung ia dapat hikmat kepada siapa ia harus minta makanan, dan tepat tidak berapa lama seorag malaikat datang padanya (maksudnya temannya nich) menawarkan makanan buatnya. “akhirnya ada berkatMu Tuhan, terimakasih.” Ujarnya dalam hati. Dan kini dengan penuh kenikmatan ia menikmati makan malamnya yang ia peroleh dari perenungannya dalam kamar.

Di lain pihak, di lapangan hijau, anak-anak aneh bin ajaib berubah dari main voly ke ngobrol di tengah lapangan. Yang pastinya kayanya akan ada konferensi meja bundar ke 2012 (iya pas kiamat datang,,kata di film-film sich). Saya yang mengamati dunia kecil di asrama ini malah jadi kaget, betapa saling membutuhkannya mereka, dari membutuhkan makanan, hiburan sampai kebutuhan yang lain (eitz....…jangan mikir yang aneh-aneh ya..mereka masih normal soalnya).

Bayankan dunia ini terjadi begitu simple seperti ini, pasti menyenangkan, tapi apa bener yang di katakan orang life Is simple?. Yang pastinya akan terjawab seberapa besar kalian bisa menikmati hidup kalian. OK Have a wonderful life to all of you!!.

TEOLOGY’S DIARY: Memenuhi Tuntutan Pasar…….



Pelayanan bukan sebuah barang yang bisa di perjual belikan pastinya, namun apa iya sepert itu sekarag. Yang ngak habis pikir, sekarang Pendeta seperti seorang produsen dan cara penyampaiannya adalah barang yang harus menuruti kebutuhan pasar.

Saya pernah bekunjung kesalah satu gereja yang sedang mengadakan Rapat untuk acara natal dan pas saat itu sedang membicarakan tentag siapa pengkotbahnya, dan sungguh mengagetkan aka apa yang di bicarakan. Sekilas perbincangan atau criteria yang jemaat harapkan utuk pengkotbah natal adalah:

  1. Good Looking. Saya kaget dengan criteria yang pertama ini, disamping ada unsur diskriminasi bagi pendeta yang “kurang good looking” (dalam hal ini face tentunya). Ya…emang sich..ini akan berpengaruh pada jemaat yang menikmati kotbah, masak menonton orang yang ngak amburadul. Ada benarnya memang hal ini, tapi coba dech..ngak selamanya kok…orang yang ngak good looking selalu tampil aneh, sapa tahu pas di minta kotba natal, ia tampil beda. (who knows, tapi kasih kesempatan dech, yang penting penyampaian dia pintar tho).
  2. Enak (Nah ini alasan yang saya sendiri kurang jelas, enak dari mana cobak..emang pendeta itu mau dimakan,,hehe). Ya ..katanya sich pokoknya..(ini nich kata yang paling bikin jengkel, “POKOKNYA”). …enak dalam segala hal, ya…enak dilihat, enak kotbah, enak di dengar dan enak di goda…(uey yeach di goda…..ini tambahan saja ngak masuk kategori). Sebenaranya kategori enak itu kan ALTERNATIF eh maaf RELATIF maksudnya. Belum tentu satu orang dengan yang lain sama merasa enak dengan salah satu pengkotbah. Ya tho…ya wes ah…yang penting itu dalam daftar criteria pendeta.
  3. Metereng. Ini saya ngak tahu apa hubungannya dengan kotbah ama apa yang dipakai oleh si pengkotbah. Ato jangan-jangan pengen di lihat kalo Gerejanya bisa ngundang seorang pendeta yang mewah dan kaya. Dan yang paling parah lagi, ada anggapan kalo gereja berani mengundan Pendeta yang tampail mewah (Mobil, laptop, ma apa aja yang kelihatan wah…) maka gereja akan membayar mahal si pendeta. Ya ngak mungkon donk…pendeta datang bawa mobil cuman di kasih 50 ribu (mau buat beli kacang anaknya aja ngak cukup..heheh).
  4. Lucu. Nah..ini criteria terpenting dari seorang pendeta, LUCU. Kalo pendeta ngak pintar melucu, wah bisa-bisa di jauhi ma jemaat. Pendeta di tuntunt untuk bisa membuat tertawa jemaat meskipun lelucon yang (maaf) ngak maksud dan terkesan di paksakan. But any way yang namanya gereja pastinya berbeda-beda, termasuk kebutuhan dalam hal pendeta.
And finally, saya hanya bingung dengan criteria yang semakin aneh yang di lontarkan oleh jemaat. Di lain pihak saya juga berfikir akan masa depan saya, sekarang sekolah Agama dan akan berakhir dengan Title S. Th, dan itu wajib jadi Pendeta (wait ngak wajib kok…kalo mau aja). Meliat criteria diatas kayaknya saya ngak bakalan dech bisa memenuhi semua tuch tuntutan jemaat yang (He’em) aneh. Well buat para calon pendeta, bersiaplah dari sekarang melihat semua tentutan jemaat yang semakin meningkat. Good luck guys……