Sunday, March 15, 2009

KOTBAH PERDANA: MATIUS 28:16-20

Ini pengalaman pertamaku untuk berdiri di mimbar besar dan berkotbah. Kebetulan dari tempatku belajar memberi tugas untuk prakter berkotbah di gereja. Dan ini lah kisah kotbah pertamaku itu.

Pagi itu aku bangun begitu pagi, tepat pukul 5 pagi. Setelah mencuci muka ku, aku kembali ke dalam kamar dan membuka catatan untuk kotbah hari ini. aku membaca sekilas isi kotbah yang telah aku siapkan dan setelah yakin aku segera pergi mandi. Sekitar pukul 6:15 menit aku berangkat ke gereja, yang kebetulan nich… gereja temanku bukan gereja asalku. Perjalanan dengan motor kutempuh sekitar 20 menit untuk sampai di tujuan.

Persaan dag dig duer segera menyelimuti relung hati ku. Kucoba menenangkan dengan cara mendesah panjang. Ku liaht gereja itu masih sepi, namun ada sosok yang aku kenal. Yap.. tepat.. Bapak Pendeta sudah berdiri di sana. Kusapa bapak itu dan segera beliau mempersilahkan aku masuk ke konsisturi –tempat berkumpul majelsi sebelum ibadah-. Aku mencoba tenang dan beramah tamah. Sambil berbincang-bincang aku mulai dapat feel ku kembali. Dengan hitungan menit aku akan mulai ibadah dan aku sudah mencapatkan chemistry di Gereja ini.

Aku di dampingi majelis masuk kedalam tempat ibadah, dengan langkah tegak aku melihat jemaat yang sudah menyanyi kidung jemaat.

Dan kini aku berdiri di depan semua jemaat dan mulai berkata-kata dengan lantang:

Bapak, ibu serta saudara yang di kasihi Tuhan mari kita mulai ibadah kita dengan mengakui bahwa…..………….

Babak pertama lancar dan aku mulai asyik, nyaman serta menikmati posisiku yang menjadi pusat perhatian jemaat. –jujur kalo di bilang gila tampil memang ada benarnya-.

Perjalan kotbah ku lancar-lancar saja. Dan sampai pada aku menjelaskan isi kotbahku. Dan isinya seperti ini.

Ada sebuah cerita, pada tanggal 28 oktiber tahun 1928 di Indonesia terjadi suatu peneguhan janji yang di lakukan oleh pomuda bangsa. Kalo saya boleh ibarat kan saatitu terjadi suatu perpecahan dan peperangan di mana-mana. Maka dari tu para pemuda ingin bersatu hati dan bertekat untuk meyatukan misi dan visi mereka untuk juang. Dan melalui peneguhan sperti itulah mereka bisa memulai persatuan itu. Dan saat itu lah terjadi sumpah pemuda.

Demikian juga pada saat dan situasi yang di alami para murid Yesus setelah Yesus mati dan bangkit. Para murid kehilangan kepala yang mejadi pemimpin dan tiak tau apa yang dilakukan setelah ini.

Aku bercerita dengan penuh keyakinan dan aku pikir semua jemaat menatapku penasarahn karena belum membaca akan firman Tuhan. Maka dari itu aku melanjutkan.

Saudara ku yang terkasih, mari kita membuka alkitab kita pada Injil Matius yang ke 28 ayat 10-20. Firman Tuhan berkata seperti ini :

16. dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah di tunjukan Yesus kepada mereka. 17. ketika melihat DIA mereka menyembah Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18. Yesus mendekati mereka dan berkata:” Kepadaku telah di berikan kuasa di surga dan di bumi,19. kerena itu pergilah, jadikan semua bangsa muridKU dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh kudus. 20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah KU perintahklan kepadamu dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman.

Bapak ibu, dalam ayat ini, kalo saya boleh katakaa ini adalah the great commission- amanat agung-. Ini adalah perintah kepada setiap muridNya untuk mengabarkan Injil. Pada saat itu para murid mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus di perbuat dan Matius ini lah yang menajdi jawaban buat meraka. Partanyaan tentang bagaimaa harus melayani dan mengabarkan Injil?...............

Aku berhenti sejenak untuk menarik nafas dan siap melanjutkan.

Bapak ibu, yang pertama yang patut kita lakukan ketika kita mengabarkan Injil adalah “PERGILAH”. Bapak ibu, kata PERGI dalam kamus bahasa Indonesia adalah berarti keluar dari tempat asalnya, dan dalam kamus bahas ingris menggunakan kata GO yang berarti kata kerja aktif. Jadi kalo Tuhan mengatakan PERGILAH, ini di wajibkan buat kita untuk berani keluar dari zona aman kita dan mengabarkan Injil kepada mereka yang belum mengenal ALLAH. Allah tidak ingin kita EGOIS akan keslamatan kita tapi Allah ingin kita berbagi dengan mereka dan membuat mereka selamat.

Aku berhenti memperhatikan jemaat yang masih menatapku.

Yang kedua adalah kata AJARLAH. Jadi saudara setelah kita pergi kita tidak langisng duduk diam saja namun Allah ingin kita mengajarkan akan keslamatan yang kita terima. Kalo kita hanya duduk diam saja maka sia-sia saja kita pergi, maka setelah kita pergi maka ajarlah mereka akan kasih ALLAH kita Yesus kristus.

Yang ketiga, ketika mengalami suatu masalah dalam pelayanan maka di bagian ketiga inilah aka Allah mengatakan Bahwa Ia akan Menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Jadi saudara, kita tidak perlu takut dan ragu ketika kita mengabarkan Injil karena janji Allah akan menyertai kita sampai akhir zaman.

……………….


Aku mengakhiri kotbah pertamaku dengan :

Jadi 3 hal yang kita pelajari dan ketahui tentang bagaimana mengabarkan Injil, yang pertama kita harus :

  1. Pergi

  2. ajarkan

  3. ketahui bahwa Allah menyertai kita.


Dan berakhir kotbah ku pagi itu. Dengan mengehela nafas panjang. Usai sudah ibadah pagi itu. Harapanku bahwa itu akan menjadi berkat buat kita semua. Amin.