Saturday, May 28, 2011

#4 Bitter in the Sweet Place.


Okay…. Nggak terasa saya sudah 4 kali pertemuan di TK ini, dan rasa nyaman dan menyenangkan juga mulai mengakar dan menguat dalam sendi-sendi yang ada dalam tubuh. Kalo diibaratkan, laksana darah yang baru saja mengalir setelah beberapa detik terhenti, rasanya hangat mulai menjalar ( mau coba, coba ikat perelangan tangan dengan tali, trus putuskan tali itu pasti rasanya hangat menjalar :) ). Entah cuman feeling atau insting saja, rasa dekat dengan anak-anak mulai terwujud, dan yang namanya rasa kalo sudah mengakar pasti akan perih kalo suatu saat nanti di putus. Well… for now, don’t think about it. Let’s see what happen today…

Pagi ini emang rada-rada lambat, entah feeling saya atau memang matahari pengen bermalas-malasan tidur di ufuk timur. Butuh perjuangan yang lumayan berat buat saya bangun, karena semalam ada hal aneh terjadi. Ngak tau siapa semalam pas tengah malam ada seeorang sedang mengetuk pintu rumah. Saya pikir sih cuman halusinasi tapi pagi ini, katanya ada hal “ganjil” yang terjadi di sekitar rumah yang bikin bulu kudu berdiri ( :( ). Okay… cerita anehnya selesai ya…!

Saya berangkat ke TK dengan jalan kaki hari ini. padahal saya berangkat sudah pukul 06:50 WIB, jadi kayaknya bakalan “TELAT”. Saya berjalan cukup cepat karena takut terlambat dan buat anak-anak menungu. Namun sesampainya di TK, kalian tahu apa yang terjadi: MASIH SEPI. Hemmmmm…. Ternyata anak-anak juga belum ada yang datang. Saya cuman menenmukan beberapa guru yang sudah stand by di TK. Jadi saya sempatkan ngobrol bentar sama mereka. Dari perbicangan itu saya lumayan kaget dengan guru yang ada di samping saya, dia bilang begini, “Ya wes Buk, Anaknya sudah lumayan banyak jadi mari dimulai saja.” Setelah ucapan itu saya jadi mikir. Jadi TK ini menunggu anak-anak datang dulu baru dimulai dan ngak ada jadwal “paten” nya.

#catatan: kalo sebuah TK ngak punya jam yang jadi patokan kapan memulai dan kapan mengakhiri, bahayanya kalo sampaek jam 9, anak-anak belum datang. Apa kelas akan dimulai jam 10? Ngak kan? Jadi ya seberapa yang ada mending di mulai. Kan lebih sedikit lebih gampang mengaturnya hehhehhehe J

Sebelum saya masuk ke lingkungan TK,tiba-tiba saya dikejutkan dengan suara dari seorang penjual jajanan di depan TK. Saya lumayan kaget sih, lha wong saya ngak pernah kenalan sama dia tapi dia dengan jelasnya bilang “Teacher Fika”. Hem… saya jadi kaget. Ternyata saya begitu terkenal di sini (hahhaha memuji diri) sampai-sampai penjual pun tau nama saya. Ya semoga saja mereka (selain guru dan murid) tahu juga siapa cowok ganteng ini (Tsahhhh pengen dilempar sama kursi). Jujur saja sih.. saya jadi tesanjung dengan hal ini, berasa jadi orang terkenal lho.. sumpah. Saya jadi gimana gitu hhehe…

Okay… cerita opening pagi ini cukup sudah, sekarang waktunya mengajar. Hari ini saya akan lebih menekannya “kedisiplinan”. Jadi anak-anak tak ajari tentang menyampaikan pendapat, yaitu dengan mengangkat tangan kalo mau bertanya dan siapa yang tidak ditanya tidak boleh jawab. Karena ini pelajaran Bahasa Inggris, jadi saya mengajarkan juga kata “Sorry, Help me, Thank you.” Ya semacam kata-kata simple saja. Awal kelas cukup baik dan saya menikmatinya. Emang sih rada “wild” cuman berharap anak-anak bisa menangkap apa yang saya maksudnya ketika mereka “minta maaf dan minta tolong.” Kelas selesai dengan satu komentar dari guru asisten saya yang rada-rada nyindir. Tau komentarnya “Kelasnya ngak focus ya.” Saya sih nggak masalah kalo komentarnya membangun, cuman sayang dia malah cerita ke ibu-ibu murid soal itu. Hemm weird kan? Harga diri saya kayak di lempar ke laut saja. Hehhehhe.

#catatan: khusus pagi ini, kelas memang rada gaduh mungkin karena saya tidak konsen pagi ini, juga karena mengajadi kedisiplinan anak itu “SUSAH”, cuman kalo ngak diajarkan ntar malah saling berebut ngomong. Berebut ngomong sih ngak apa-apa cuman kadang ada yang sampai berteriak, itu lho yang bikin males…soal komentar sang guru asisten, saya sih fine-fine saja, yang penting anak-anak belajar sesuatu yang baru. Saya sadar kok ngak selamanya kelas itu bisa berjalan baik, ya kadang kala ada ngak enaknya. Betul ngak? Udah percaya saja.

Untuk kelas-kelas berikutnya, saya rasa mulai enjoy. Anak-anak nurut dan baik, ya semoga mereka paham apa yang saya ajarkan hari ini. dan untuk kesemuanya itu asam manisnya ngajar anak-anak dibayar dengan satu pelukan seoarang anak yang tiba-tiba ke pada saya. Is that so sweet? Trust me… it’s more precious than just bad comment from my assistant. :)

#3 Don’t Judge!


“Siapa sih yang pengen hidupnya di hakimi?”

Saya masih ingat ketika teman saya mengatakan seperti ini. Ya.. saat itu kebetulan (kayaknya ngak juga J) dia lagi di katain teman-temannya “pembuat onar”. Sebenarnya simple saja kok, dia pas saja ada di kejadian yang membuat dia dikatakan seperti itu. Walhasil, jadilah teman-temanhya menjuluki dia “pembuat onar”. Tau ngak sih, setelah kejadian itu dia langsung kepikiran dan sudah “mendarah daging” kalo dia itu si pembuat onar.

Jadi kalo dipikir-pikir kita musti hati-hati kalo mau mengatakan sesuatu yang “buruk” tentang seseorang, belum tentu kan orang itu emang seperti yang kita omongkan.

Kejadian serupa terjadi pagi ini, ketika saya berada dalam kelas. Waits…. Ini hari ke 3 saya mengajar di TK yang saya selalu ceritakan itu. Pagi ini jujur saja saya datang terlalu awal, alias KE-PAGI-AN. Bayangkan saja kelas dimulai pukul 7:15 menit sedangkan saya datang jam 6:15 menit. Hemmm… jadi satu jam saya nunggu. :)

Okay, sepanjang hari ini hanya satu yang membuat saya berfikir berkali-kali. Saya menemukan sesuatu yang baru dari anak yang di cap “NAKAL” oleh orang-orang. Okay… let’s say.. namanya Andre. Dia kayaknya masih umur 4 tahun, dan dia emang hipper active. Pernah sekali dia tiba-tiba lari ke depan kelas dan teriak sambil mutar-mutar kayak pesawat terbang. Saat itu sih saya langsung denger (dari salah satu assiten guru) kalo anak itu emang “Nakal” dan susah di atur. Saya jadi kepikiran hal itu beberapa saat. Otakku saya mulai bekerja mencari cara gimana agar anak ini bisa diam dan tenang.

Sekali lagi saya mengamati anak ini dengan tingkah polahnya. Ya. Mungkin emang bener sih dia dikatakan “nakal”, lha wong emang bener-bener ngak bisa diatur. Saya juga geram akhirnya, cuman pas saya beri tugas buat nulis. Kejadian aneh terjadi, pemikira saya mengenai anak ini berubah 1800, tiba-tiba saja dia mulai menulis dan diam. Kayaknya ada yang janggal ya? Cuman it’s really true, dia mulai menulis sama seperti yang saya ucapkan. Jujur saja saya jadi kaget,”hemmm anak ini ternyata bagus juga kalo diberi tugas.”

Setelah hari itu, saya menyadari bahwa setiap kemampuan anak itu berbeda-beda. Dan sekali lagi para Bapak, Ibu dan Saudara-saudara, jangan deh menghakimi kesalahan atau kekurangan orang lain, siapa tahu dia punya kelebihan yang lain. Dan hari ini, saya diingatkan anak itu bahwa kemampuan orang menerima sesuatu itu berbeda-beda, dan kita ngak bisa menghakimi jika salah satu antara kita tidak bisa menuruti atau sesuai dengan keinginan kita. Siapa tahu dia punya bakat yang lebih dari yang kalian tahu. Right? J

Sunday, May 22, 2011

END “Time for reunion”

Kalo boleh tanya sebelum kalian membaca kisah ini. Apa yang ada dipikiran anda ketika anda mendengar kata “Berakhir”?

Take a minute to think J

“Akhir” adalah kata yang paling ditakuti oleh sebagian bahkan mungkin menjadi kata yang paling dihindari dalam hidup. Misalkan saja, ketika kita berpacaran. Pastinya kita tidak ingin mendengarkan pasangan kita mengucapkan kata “akhir” dalam hubungan yang telah terjalin. Atau mungkin bagi pasangan suami istri, gimana seandainya istri kita atau suami kita mengatakan pernikahan sudah berakhir. lain lagi dengan ketika seseorang yang sedang study, pastinya kata “akhir” itu yang dinantikan, namun apakah yang dirasa adalah kesenangan atau malah kesedihan. Belum tentu ketika seseorang yang study nya “berakhir”siap untuk mengakhirinya.

Well… apapun bentuk kondisi kita, pastinya ketika mendengar kata “akhir” perasaan kita ada yang janggal bahkan mungkin sakit. Apapun yang menjadi alasan kita, kata “akhir” adalah hal yang menyakitkan.

Dan kejadian menyakitkan itu terjadi pagi ini. saya berdiri di antara orang-orang berbaju hitam dengan wajah menunduk pilu. Udara yang seharusnya panas tiba-tiba menguap ketika seorang bapak Pendeta berkata, “Semua ada waktunya, ada waktu untuk menangis dan ada waktu pula untuk tertawa dan Tuhan berada dalam semuanya itu.”

Kata Bapak Pendeta itu adalah penutup dari rangkaian acara pemakaman seorang saudara dari teman saya. Jujur saja saya mungkin belum pernah ketemu, namun kiprahnya di dunia pelayanan sudah sering saya dengar.

Di pemakaman ini, tiba-tiba otakku melayang membayangkan bahwa “akhir” dari perjalanan hidup ini ada dalam satu balok berukuran 2 x 1 M. saya menarik nafas ketika hembusan angin tiba-tiba mendinginkan kepala saya. Saya melayangkan pandangan memandang sekeliling dan menemukan hampir semua orang mengenakan baju warna hitam. Saya tidak mengerti kenapa musti hitam, apakan warna ini adalah warna kegelapan atau warna kesedihan?

Sambil memandang dan berfikitr mengenai hidup ini. tiba-tiba saya dikejutkan dengan sekumpulan orang di sebelah saya. Mereka terlihat asyik sekali berbincang-bincang. Sayup-sayup saya mendengar obrolan mereka.

“Iya, Bapak Roni (samara) itu baik sekali, ia sering lho bantu-bantu saya kalo pas saya ada masalah dangan keluarga.” Kata seorang ibu.

“Iya saya juga, saya masih ingat kalo beliau itu baik dan ramah orangnya.” Kata yang satunya.

Dan perbincangan itu pun berlanjut mengenai seseorang yang ada dalam Peti itu. Saya memandang sekeliling dan hampir semuanya membicarakan seorang yang meninggal itu.

Saya jadi berfirkir. Apakah kematian atau akhir dari hidup ini adalah ajang untuk reuni?, menginggat semua yang telah seseorang lakukan. Mengingat masa lalu. Entah itu kebaikan atau keburukan. Namun disinilah semua sepertinya menyatu. Dalam sebuah pemakaman.

Dan saya yakini, acara pemakaman adalah ajang untuk mengingat kembali semua kejadian yang pernah dilalui bersama-sama dengan orang yang meninggal itu. Dan berharap, semuan kenangan itu tidak akan terkubur dengan terkuburnya jasad yang hidupnya “berakhir”.

Wednesday, May 18, 2011

#2 Silent is Gold, Tapi Ngomong Terus is Malapetaka….!

Saya masih ingat seorang artis mengatakan seperti ini, “Silent is a gold”. Saya ingat ketika dia berkata demikian, dia (sang artis) sedang mengalami masalah dengan hukum, dan karena lawan nya (yang menuntut) selalu memberikan statement yang banyak, maka dia memilih untuk “diam”. Ngak tau alasanya mengapa artis keren itu berkata demikian, tapi menurut saya, mungkin karena ia tidak mau memperkeruh permasalahannya.

Ada pula yang mengatakan hal serupa, namun ini dengan latar belakang bahwa dia adalah seorang psikiater. Coba deh bayangakan kalo misalkan psikiater ngomong mulu, bisa-bisa si pasien mikir, “ini yang may curhat saya atau si psikiater?”

Namun kejadian saya hari ini tidak lah serupa dengan kejadian diatas. Saya masih ingat pagi ini, saya emang sengaja pergi mengajar dengan jalan kaki. Mungkin kalian pikir “weird” tingkah polah saya, lha wong ada motor ngapain jalan. Namun alasan saya adalah saya ingin menikmasti suasa daerha baru ini, disamping itu “Motret” kalo ada yang menarik. Jujur saja semenjak saya (ehemmm) beli kamera baru (walo ngak bagus-bagus amat), rasa enjoy motret saya timbul lagi, wal hasil saya jadi keseringan motret ngak jelas (hehe).

Okay..cukup kayaknya basa-basinya J

Jadi ini adalah pertemuan ke 2 saya untuk mengajar murid di salah satu TK di kota tetangga. Kelas pertama, cukup exciting. Kalian tahu karena terlalu banyak anak yang masuk (25 anak dalam satu kelas) jadi suasana kelas jadi agak ramai (padahal emang ramai Hehehhehe). Jadi kelas pertama saya lumayan kuwalahan karena ngak ada guru pendamping yang membantu. Tapi ya wes, pengalaman ini harus di buat acuan masa depan.

#catatan: mungkin usulan saya ada baiknya, kalo anaknya banyak begini, satu kelas di pegang beberapa guru, jadi ngak semrawut. Cuman harus ada yang jadi guru centralnya, supaya mata pelajaran tetap terfokus pada satu acuan.

Kelas pertama sudah selesai dengan pengalaman yang menarik. Sekarang masuk kelas ke dua. Nah kelas ini yang lumayan menyenangkan, hhehhe saya bilang menyenangkan karena, saya di kelas ini ketemu dengan anak yang (maaf) Nakal. Ya maaf kalo saya menghakimi, (seharusnya tidak boleh kalo seorang guru menghakimi muridnya, ini bisa membuat pola pikir anak jelek) cuman kejadiannya emang membuat saya jadi garam ehh geram maksudnya. Jadi ceritanya ada satu anak, lets say namanya Niko. Dia anaknya hiper active memang dan yang jadi masalah adalah dia sering ganguin temannya. Banyak omong sani-sini, jailin teman-temannya dan terlebih NGAK Mau di kasih tahu. Jadi saya pikir anak ini perlu di kasih tau secara tegas. Dan jadilah saya menegur dengan tegas dan hasilnya dia diam (dalam hitungan menit, balik lagi dia hehe)

#catatan: kalo menghadapi anak yang banyak omong itu lumayan susah apalagi yang hiperaktive dan ngak menurut. Ya itu banyak omong malah bikin kita jadi ngak konsen. Kasihan kan anak-anak yang laen kalo misalkan saja kita Cuman focus ke 1 anak itu doank. jadi kalo saya mengahadapi anak kayak gini, biasanya saya kasih gawean buat dia kerjakan, misalkan nulis yang banyak, gambar atau ,malah di jadikan contoh kalo pas ada drama J hehhe

Memasuki kelas yang ke 3 , saya jadi tenang karena anak-anaknya sudah bisa menangkap apa yang saya sampaikan. Dan itu malah mengurangi beban emosi saya karena mereka nurut. Cuman ada satu anak, karena kenurutannya, dia malah ngak mau ngomong sama sekali. Di suruh praktek bicara ehh malah diem, tapi bagusnya dia nulis rapi. pokonya murid idealis kalo dijadiakn murid yang nurut tapi ngak mau praktek J. So what I can do for this situation?

#catatan: kalo saya menemukan anak seperti ini sih gampang-gampang susah. Soalnya pas usia mereka seperti ini, itu bukan waktunya pinter nulis tapi harus pinter mengingat dan memrekam apa yang ada. Coba bayangkan, emang anak kecil bisa nulis dulu? Enggak kan, mereka pasti bisa ngomong dulu baru nulis. Nahh demikian juga yang saya terapkan, tapi kalo menemukan anak yang seperti ini, saya sih biasanya kasih tantangan, kalo ngak bisa jawab ngak boleh istirahat atau pulang. Tuch… pasti deh anak itu akan langsung ngomong. Kan ngak mungkin dia akan di kelas terus karena ngak mau ngomong.. ;)

Ya hari ini, pelajaran penting adalah, ngak selamanya diam itu baik dan ngak selamanya banyak omong juga baik. Jadi bersikaplah wajar, kalo pas waktunya bicara ya bicara kalo ngak ya diam is the best!

Tuch kan, kita bisa belajar dari anak-anak malah, belajar itu ngak musti dari orang besar dan (maaf) Tua, anak-anak juga bisa di jadikan guru kita :) Lets learn together :)

Tuesday, May 10, 2011

Picture of the week: #Sang Gembala


Karena kelelahan membuat kurikulum dan materi mengajar, jadi saya putuskan keluar rumah dan jalan-jalan ke arah hutan belakang rumah. Dan Inilah oleh-olehnya.

walo ngak sebagus pemotret handal, tapi saya suka! :)

Monday, May 9, 2011

Keinginan daging VS Buah Roh

Galatia 5:16-26 “Menyalipkan Keinginan Daging”

Latar Belakang Surat Galatia:

Penulis surat Galatia adalah Paulus dengan tema besar dari surat ini adalah Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman. Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:11), Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan.

Dalam surat ini pula, Paulus menjelaskan akan hidup yang merdeka (Gal 5: 1-15) mengenai kemerdekaan yang diterima oleh jemaat karena Kristus telah memerdekaan umatNya. Dan dalam kemerdekaan itu, Paulus menjelaskan akan hidup yang merdeka dengan menyangkal keinginan daging (Gal 5:16-26).

Pada Galatia 5:16-26, Ayat-ayat ini dengan jelas memperlihatkan bagaimana kedua prinsip perbuatan, yaitu "daging" dan "Roh", berlawanan satu sama lain (Ayat 17). Hiduplah oleh Roh. Hanya dengan cara inilah orang-orang percaya dapat mengatasi kedagingan dan mencegah pemenuhan keinginan-keinginannya. Daging dan Roh adalah berlawanan, dan senantiasa perang. Jika seorang Kristen dikuasai oleh yang satu, dia tidak mungkin dikendalikan oleh yang lainnya jadi yang di kehendaki Allah adalah dengan hidup dalam Roh (ayat 16). Untuk mencapai kemenangan atas daging, orang harus membiarkan dirinya dipimpin oleh Roh. Dipimpin oleh Roh menunjukkan kemerdekaan dari hukum Taurat (Ayat 18). Keterikatan kepada hukum Taurat berarti menambah jumlah pelanggaran (Gal. 3:19) dan bukan menguranginya.

Pada ayat 19-21, menjelaskan macam-macam keinginan daging, antara lain: Perzinahan merupakan hubungan seksual dengan orang yang sudah menikah, percabulan dengan orang yang belum menikah. Kecemaran meliputi segala jenis penyimpangan seksual. Hawa nafsu menunjuk kepada segala bentuk dosa dari gaya hidup semacam ini. Selanjutnya dikemukakan dosa-dosa yang sifatnya religius. Penyembahan berhala ialah menyembah kepada berhala. Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi sihir sama dengan kata Inggris "pharmacy" dan pada dasarnya menunjuk kepada pembagian obat bius dan mantera-mantera sihir. Tetapi kemudian yang dimaksudkan adalah keseluruhan jasa seorang tukang sihir. Dosa yang lainnya yaitu mencakup dosa-dosa yang bersumber pada temperamen. Dosa ini membentang dari perseteruan yang merupakan sesuatu yang tersembunyi, hingga perselisihan, yang merupakan sesuatu yang operatif (dalam hal ini menunjuk kepada perbedaan pendapat karena mementingkan diri sendiri), dan percideraan serta roh pemecah atau semangat berkelompok yang salah, sampai pembunuhan, kemabukan dan pesta pora. Paulus menambahkan kata “dan sebagainya” mungkin karena masih banyak hal yang lain dan dapat pula di korelasikan dengan pelanggaran di zaman sekarang. Orang-orang yang melakukan hal-hal ini tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (21b).

Pada ayat 22-23, di sini segala sesuatu merupakan kontras dari yang sebelumnya: buah (tidak di buat dan tumbuh dengan sendirinya) dan bukan perbuatan; Roh dan bukan daging; serta sebuah daftar kebajikan yang semuanya menarik dan layak diinginkan sebagai ganti dari daftar mengerikan di atas. Paulus mendasari semua buah-buah Roh dengan sebuah dasar yang tepat yaitu Kasih dan semua pokok yang lain akan bergantung pada kasih. Jadi Kasih itu adalah hal yang penting (1 Yoh 4:8 “Allah adalah Kasih”), Sukacita dianugerahkan oleh Kristus kepada para pengikut-Nya (Yoh. 15:11) dan disampaikan dengan perantaraan Roh Kudus (I Tes. 1:6). Damai sejahtera adalah pemberian Kristus (Yoh. 14:27) dan mencakup ketenangan batin (Filipi 4:6 “jangan kuatir”) serta hubungan harmonis dengan orang lain. Kesabaran berkaitan dengan sikap seseorang terhadap orang lain dan mencakup ketidaksediaan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Harfiahnya adalah panjang sabar. Kemurahan, Ini adalah tindakan yang penuh kebaikan, khususnya kebajikan sosial. Kebaikan adalah ketulusan jiwa yang membenci kejahatan, motif dan perilaku yang baik. Kesetiaan, Kelemahlembutan didasarkan pada kerendahan hati dan menunjukkan sikap terhadap orang lain sesuai dengan penyangkalan diri. Penguasaan diri atau mengendalikan diri dengan dipimpin Roh. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Hukum ada untuk maksud mencegah, tetapi di dalam karya Roh tidak ada yang perlu dicegah.

Orang-orang yang benar-benar milik Kristus harus menjadi seperti Dia di dalam arti ikut ambil bagian di dalam salib-Nya. Mereka sudah menyalibkan daging (Ayat 24-26). Maka dari itu ketika seseorang sudah menyangkal keinginan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, maka mereka akan hidup dalam Roh dan dipimpin oleh Roh, sehingga orang tidak akan gila Hormat, atau mendengki. Jadi dasar semua itu adalah dengan menyalipkan keinginan daging dan hidup dalam Roh sehingga kemerdekaan dalam Kristus terwujud dalam hidup kita sebagai orang percaya. Amien.